Kegiatan On Boarding Semesta Wirausaha Merdeka 3 (Doc./Ngagemsvarga)
Lpmvisi.com-Solo - Sekelompok mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) menarik perhatian publik melalui inovasi mereka berupa kebaya multifungsi yang dinamakan “Ngagem Svarga”. Kebaya ini diperkenalkan pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Wirausaha Merdeka 3 tahun 2024. Karya tersebut bukan hanya sekadar busana, melainkan juga solusi praktis bagi pecinta kebaya di era modern.
Ngagem Svarga dirancang dengan
konsep kebaya 3 in 1, yang memungkinkan satu set pakaian digunakan dalam tiga
model berbeda, yaitu kebaya formal untuk acara resmi, kebaya semi-formal untuk
kegiatan santai, dan kebaya kasual yang cocok untuk keseharian. Ide ini muncul
dari kebutuhan masyarakat modern yang sering menghadapi kendala kepraktisan dan
biaya saat harus memiliki banyak jenis kebaya untuk berbagai keperluan.
Produk Kebaya Ngagem Svarga (Doc. Ngagemsvarga)
“Ngagem Svarga kami desain dengan
fokus pada fleksibilitas, keindahan, dan nilai budaya. Kami ingin kebaya tetap
relevan di era digital ini tanpa kehilangan esensi tradisionalnya,” ujar
Sefira, mahasiswa Sosiologi semester lima yang menjadi salah satu penggagas
inovasi ini.
Tim mahasiswa yang tergabung dalam
proyek ini berasal dari lintas disiplin ilmu, termasuk management dan
sosiologi. Mereka bekerja sama untuk mengembangkan desain, memilih material,
dan menguji kepraktisan kebaya. Material yang digunakan adalah kain tradisional
berkualitas tinggi dengan sentuhan teknologi modern seperti serat ramah
lingkungan yang mudah dibentuk ulang.
Prototipe kebaya ini diuji dalam
beberapa kesempatan, termasuk pada kegiatan formal kampus dan pameran budaya
lokal. “Kami mendapatkan banyak masukan dari pengguna awal, yang membantu kami
menyempurnakan produk ini. Tujuannya agar kebaya tidak hanya menarik secara
estetika, tetapi juga nyaman dan fungsional,” tambah Sefira.
Keterlibatan dalam program MBKM
Wirausaha Merdeka menjadi salah satu katalis utama dalam pengembangan Ngagem
Svarga. Program ini memberikan dukungan berupa pelatihan, pendampingan bisnis,
hingga modal awal untuk produksi. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan
bimbingan dari mentor-mentor berpengalaman di bidang fashion dan kewirausahaan.
“Program ini memberikan kami
kesempatan untuk tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga mengaplikasikan
ilmu dalam dunia nyata. Kami belajar bagaimana mengelola bisnis dari nol, mulai
dari riset pasar, branding, hingga strategi pemasaran,” ujar Hafid, anggota tim
lainnya yang berasal dari Fakultas Ekonomi.
Ngagem Svarga mendapat sambutan
positif dari berbagai kalangan, terutama generasi muda yang ingin tetap
melestarikan budaya sambil menyesuaikan gaya hidup modern. Tidak sedikit pihak
yang menunjukkan ketertarikan untuk bekerja sama, baik dalam bentuk produksi
maupun pemasaran.
Tim mahasiswa ini berharap kebaya
Ngagem Svarga dapat menjadi salah satu ikon baru fashion Indonesia yang tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi
juga di pasar global. “Kami ingin menunjukkan bahwa kebaya tidak hanya cocok
untuk acara tradisional, tetapi juga bisa menjadi bagian dari gaya hidup
sehari-hari masyarakat modern,” ungkap Ayu.
Melalui inovasi ini, mahasiswa UNS
membuktikan bahwa budaya tradisional Indonesia dapat terus dilestarikan dengan
pendekatan yang kreatif dan relevan. Program MBKM Wirausaha Merdeka pun menjadi
bukti nyata bagaimana pendidikan tinggi di Indonesia mampu mendorong mahasiswa
untuk berinovasi dan berkontribusi nyata dalam masyarakat. Sheila
0 Komentar